Selasa, 05 Mei 2015




“Penjual Bendera”, Pertunjukan yang dipentaskan untuk memenuhi syarat Ujian Akhir Minat Pemeranan Mahasiswa Prodi Teater Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Padangpanjang, merupakan sebuah pertunjukan yang menceritakan perjuangan. Upaya dari tokoh Gareng yang diperankan oleh Mahasiswa Teruji Hendri Ilham, mencerminkan sifat kepahlawanan dan kepedulian terhadap Indonesia, namun peran aktor Gareng dalam lakon “Penjual Bendera” yang kali ini dipentaskan menjurus kepada kelabilan seseorang terhadap diri sendiri dan keluarga.

Menyaksikan pertunjukan teater yang dipentaskan di Gedung Teater Arena Mursal Eisten Institut Seni Indonesia, pada Kamis (16/4) pukul 20.00 WIB, penonton dibawa untuk merasakan perjuangan kemerdekaan Indonesia, dan merasakan kebanggaan seseorang terhadap kemerdekaan Indonesia. Pertunjukan “Penjual Bendera” karya Wisran Hadi yang dipentaskan kali ini memakai logat Jawa, namun upaya aktor-aktor untuk menjadikannya logat jawa tampaknya belum berhasil, dilihat dari kata-kata yang diucapkan masih menggunakan logat masyarakat Jakarta Pinggiran.

Naskah ini pada dasarnya merupakan pandangan masyarakat biasa terhadap kemerdekaan Indonesia, menjelaskan falsafah bendera secara garis besar. Penulis naskah mengajak kita kembali pada perjuangan Indonesia, ia mengagungkan bendera merah putih sebagai ujung dari keberhasilan. Begitulah naskah ini dibawakan oleh Ilham, ia menjadikan naskah Non Realis ini menjadi bentuk naskah yang realis. Set dan properti yang minimalis berupa kursi tua, mesin jahit, lemari kayu, meja makan sebagai penanda kehidupan sederhana keluarga di dalam naskah.

Pertunjukan lakon “Penjual Bendera” ini sudah beberapa kali dipentaskan di Gedung Teater Arena ISI Padangpanjang, pada tahun 2013 seorang Sutradara muda bernama Winda mementaskan lakon ini dengan genre non realis, ia berhasil mementaskan naskah ini dengan baik. Begitu  juga dengan Ilham, ia berhasil mementaskan naskah Penjual Bendera, dengan penonton yang sangat ramai, namun menjadi perbandingan oleh para penonton. Salah satu mahasiswa mengatakan, “Pertunjukan lakon Penjual Bendera yang di pentaskan Ilham memang bagus, tapi jauh lebih bagus pertunjukan beberapa tahun yang lalu yang juga pernah di pentaskan Winda. Dibandingkan konsepnya, pertunjukan Ilham terlihat lebih sederhana dan tidak menarik”.

Saat pertunjukan berjalan, dosen Prodi Teater ISI Padangpanjang mengkritik bahwa, “Kurangnya kreatif mahasiswa, mementaskan naskah yang sudah sering digarap, dengan intonasi yang tak pernah berubah dari waktu ke waktu”. Ia berharap kedepannya generasi teater mampu membuat kreatifitas baru terhadap akting dan intonasi yang digunakan. Dibalik perbandingan penonton dan kritikan dosen. Namun penonton-penonton sangat mengapresiasi pertunjukan “Penjual Bendera” ini dengan baik. Dari awal pertunjukan hingga pertunjukan usai, penonton tidak ada yang keluar dari Gedung Teater Arena, mereka menikmati setiap bisnis akting dan alur cerita pada lakon ini

Naskah “Penjual Bendera” karya Wisran Hadi ini memang menjadi naskah yang sering dipilih untuk dipentaskan oleh mahasiswa-mahasiswa Prodi Teater Institut Seni Indonesia Padangpanjang, dikarenakan naskah ini menarik dan tidak terlalu panjang. Pada pertunjukan lakon “Penjual Bendera” ini, terdapat banyak kesalahan pada pembawaan dialog, kurangnya pemahaman terhadap logat jawa menjadikan pertunjukan ini tidak kosisten terhadap konsep pemeranannya. Pertunjukan yang berlangsung kurang lebih 60 menit ini diperankan oleh 4 orang, Hendri Ilham sebagai Gareng, Ami Tri Sayutri sebagai Sompeng, Iwan sebagai Jondul dan Danny sebagai Bercep.

Dilihat dari segi kesiapan aktor, beberapa masalah terlihat disaat pertunjukan di mulai. Salah satunya kurangnya pemahaman aktor terhadap karakter yang dimainkan. Secara emosional, peran Jondul yang dimainkan Iwan dan peran Bercep yang diperankan danny masih sama dengan kebiasaan mereka diluar panggung, dan vokal merekapun tidak terdengar jelas oleh penonton. Namun, beberapa kesalahan yang diperankan oleh aktor tidak begitu terlihat dengan ditutupi improvisasi yang tepat.

Secara keseluruhan, penataan cahaya terlihat sederhana, suasana rumah lebih terlihat jelas, dan musik yang mengiringi serta nyanyian lagu wajib terdengar indah. Penonton terbawa suasana pertunjukan dan dapat menikmati pertunjukan dengan santai dan khidmat.

0 komentar:

By :
Free Blog Templates