Rabu, 19 Desember 2012
Aku bertanya pada Tuhan (?) Mencari cari celah didalam kekosongan diri yang menjelma kedalam sel sel darah, sangat menakutkan. Ancaman diri yang tak mampu ku kuasai. Aku masih bertanya kepada Tuhan, menikmati kehampaan dalam ruangan kosong memekik jiwa, lentingan lentingan jeritan kehidupan membaur di otak, membekas di dada. Masih bertanya dengan rintihan jiwa didalam kesepian. Hanya ruangan ini tempatku melepas tumpukan kehampaan yang merasuki, merubah airmata menjadi roman yang tak bisa dikisahkan.
Aku masih terdiam disudut ruangan ini, menikmati setiap ketenangan yang menghiasi jiwa, sekedar mengisi kekosongan hati. Perlahan aku mulai membuka mata, menarik alur alur pertanyaan. Dimana Tuhan yang selalu kuSATUkan? dimana ketenangan hidup yang dijanjikan? dimana kedamaian hati yang kuharapkan?
Aku bungkam untuk tetap berdiri di tempat yang sama, berharap hal yang serupa dalam setiap doaku denganMu. inginku berlari sekuatnya meninggalkan kegaduhan yang menjelma menjerit menutup pintu hati, absurd! tapi kenapa? langkahku semakin kuat melekat dilekukan lantai tua yang berdebu.
Sesaat, perlahan ku sapa lembut bayangMu dikesunyian setiap sudut ruang kosong. berbisik disetiap doa yang terbata bata. mengAGUNGkan keESAanMu yang mungkin tak mampu ku syukuri seberapa nikmat kehidupan yang kujalani. Tapi aku masih merasakan kegundahan, di kuasai dunia yang mungkin hanya menontonku dari tempatnya.
Namun, saat ku berfikir aku di kuasai dunia, merasa takhluk di jinjing langit untuk berjalan lalu kembali ditempat yang sama. Ku angkat wajah ini, ku todongkan pandangan tajam pada ketakutan yang menyesakiku, ku angkat dan takkan ku kendorkan. Mengusung tekad dalam dada. Aku memberi syair untukku sendiri, sekedar pengaruh namun berimbas besar. Ku ingatkan dalam jiwa, menekankan kembali aqidah hidup menyusun mimpi, cinta dan harapan.
Tetap pada garis awal, melewati jalan berlubang menghapus setiap ungkapan yang merobek telinga. Pantang untung menoleh ke belakang, terowongan gelap berujung cahaya terang kan? Semua akan dapat terlewati, perjalanan hidup akan melepaskanmu dari ikatan tali rantai kekejaman hidup.
Aku takkan mati dalam keadaan ini, aku takkan jadi mayat bernyawa dalam belenggu ini, aku takkan terpuruk dalam jebakan ini. Ku buka mata hati, pintu ruang terbatas ini, ternyata cahaya diriku menunggu saat aku keluar dan membuka dunia.
cerita mini ini saya tulis bersama sahabat saya fandi, saat kuliah ilmu seni sastra dengan dosen Bapak Sulaiman Juned, Ssn, Msn
Sejenak ku hayati nada nada pengiring kematian itu...
Menghela nafas diujung harapan
Mencari sisa sisa tetesan embun sore kemarin
Menikmati keindahan yang memecahkan kebisingan hati
Aku hanya setangkai bunga
Yang dibiarkan jatuh
Terpisahkan dahanku yang begitu indah
Dibiarkan berlumur dengan tanah hitam pekat dan bau
Aku hanya setangkai bunga
Yang ingin bertahan didahannya
Selalu dikagumi
Tapi aku enggan
Saat dahanku patah, aku tak sanggup menopangnya
Sekedar bertahan
Aku hanya setangkai bunga yang layu
Tak seindah yang dibayangkan
Tak seharum yang diinginkan
Hanya sekedar menopang dalam kematian yang menghantui
Menjelma menjadi ketakutan
Setangkai bungaku telah layu
Esok mungkin matahari tak menyapaku dengan senyuman
Bulan takkan menemaniku dalam kelam
Bintang enggan bernyanyi
Aku akan layu disini, akan mati
Label: PUISI
Minggu, 04 November 2012
Apakah kau tau? Ketika aku duduk manis disudut ruangan kemarin? Aku sedang menceritakan kepada dunia tentangmu, sepertinya aku sangat ingin mengenal sosok dirimu. Sosok kamu yang tak pernah menganggap aku ada disaat kita saling berselisih jalan, sosok kamu yang tidak memperdulikan aku ketika mataku menatapmu, sosok kamu yang sering diam membisu disaat aku memberanikan diri untuk menyapamu. Genggaman dan lamunan itu beranjak begitu saja, kita berjalan sendiri-sendiri dengan langkah yang berbeda.
Jumat, 26 Oktober 2012
Tangisannya menjadi-jadi, aku sudah berusaha menenangkannya tapi percuma. Dia sangat terpuruk ketika itu, sambil mengotak atik handphone dia terus bercerita, meluapkan emosinya dan berteriak. Dia butuh motivasi, dia butuh diperhatikan. Dia terus melanjutkan cerita dan sesekali tertawa mengingat kisah lamanya.
Aku dia dan pria yang diceritakan itu, kita baru kenal sebulan yang lalu, kami Mahasiswa baru disebuah Institut dan kebetulan aku dia dan pria itu sekelas, wah memang sangat kebetulan. Tuhan memang sudah merencanakan sesuatu tanpa kita tau sebelumnya. Wanita itu menatapku dengan tatapan tajamnya seperti mengawasi ku dari tadi. Matanya berbinar seakan memandangku penuh kebencian seolah olah aku adalah pria itu.
Kenapa harus seperti ini? seperti ada penyesalan disetiap huruf yang diucapkannya. Kepada siapa aku harus marah? Apakah aku harus menyalahkan Tuhan? Tuhan yang mana yang disalahkan? Dia terus menyalahkan sesuatu yang tidak harus disalahkan. Menyesali diri kenapa harus begini.
Apalagi yang disesali? Semuanya sudah berlalu, kita gak akan bisa mengembalikan keadaan ini teman, ini pengalaman untukmu. ini cerita hidup tentang pendewasaan hidup. Tuhan sangat baik, dia menjadikanmu lebih baik dari dia, jangan sesali jangan terpuruk. Bangkit teman! kita selalu ada didekatmu, kita ada untukmu.
Apalagi yang kau harapkan dari pria itu? dia hanya debu-debu yang bertebangan mengikuti arah angin, dia hanya debu yang mengotori. Dia tidak lebih baik dari mu. Apalagi yang disesali? Apalagi? Dunia tidak akan berhenti sampai disini, perjalanan kita masih panjang, kau seperti bunga yang harum ditengah taman-taman yang indah. Kau sangat beruntung sebenarnya, jangan larut dalam keterpurukan ini. Apalagi yang kau tunggu? bangkit!
Memang, awalnya begitu indah, dibuai syair syair cintanya. Pria itu gak baik untukmu, dia sosok orang yang tidak berpendirian! dia jadikan kamu sebagai pelampiasan cintanya setelah dikhianati seseorang yang pernah dia sayangi, nyatanya kau disia-siakan begitu saja. Dia tidak baik untukmu, berulang kali aku mengatakan itu, tapi cintamu menghiraukan semuanya, kau tinggikan dia, kau cintai dia yang tidak mencintaimu. Apakah dia peduli dengan keterpurukan kau sekarang? sudah, hapus debu-debu itu dari dirimu.
Percaya kau akan lebih baik tanpanya, berdiri! jangan menoleh kebelakang, berjalanlah lurus kedepan dan kau akan bahagia teman.
Cintamu seperti debu
tenggelamkanku dalam buaianmu, apa yang kau inginkan? dimana hati nuranimu?
Kamis, 25 Oktober 2012
Aku masih mencuri pandangan ketika itu, lewat didepannya menolehkan mata kearah berlawanan tapi tetap merasakan dia ada didekatku. Pria itu memang dingin, dia juga melakukan hal sebaliknya. Aku sudah tau hal itu. lama sebelum aku dekat dengannya.
Rasanya terjadi begitu cepat, disuatu tempat ketika itu aku sedang dalam masa-masa OSPEK dikampus baruku. Aku sangat takut ketika itu, ospek dikampus ini memang sangat keras, aku belum terbiasa dengan hal ini. Sesekali airmata ku jatuh begitu saja, aku masih belum bisa menyesuaikan diri dengan kata-kata ditempat ini.
Pria dingin itu mendekati aku, tanpa basa basi dia langsung saja mengungkapkan rasa, aku terpelongo sesaat itu, aku takut!
***
Rabu, 25 Juli 2012
Waktu berjalan terasa begitu cepat, berdiam diri saja disini membuatnya jenuh. Hati mulai mengutuk dengan keadaan. Kontrak kerja ayah belum selesai, seharusnya ayah dan pekerjanya musti menyelesaikan pekerjaan itu tepat bulan maret besok, dengan kondisi seperti ini tentu saja ayah tidak kuat melakukan apapun, wajahnya yang pucat, tenaganya yg mulai melemah. Usia ayah memang tidak muda lagi, tidak terlalu kuat untuk orang seusianya. Tapi semangatnya yang terlalu tinggi ini yang membuat orang orang tau ayah masih bisa diandalkan
~ sambungan cerita dilaman selanjutnya, DALAM DEKAPAN POHON TUA II
Label: CERPEN
Selasa, 24 Juli 2012
yang namanya keinginan itu musti dicapai, toh yang ngejalanin juga kita! :D jadi gini ~ hal yang belom kita lakukan ketika kita masih mampu menitih suatu yang sulit kenapa musti diperlampat? hah hidup ini dijalani aja apa adanya guys eits tapi juga ada apanya, ngerti? gua jelasin "planning yang udah ada didepan mata kenapa musti didiemin? bodoh banget kan lo nyia-nyiain hal yang menguntungkan banget, gausah deh mikirin planning the other kalo lo masih punya planning first! ini yang gua maksud apa adanya ;) simple kan!
ada apanya? "ONE STEP CLOSER" langsung to the poin aja, gausah takut gausah ragu ragu. hidup itu bersaing guys! gausah dengerin orang lain cukup elo sendiri dan ikuti kata hati lo :*
jika mereka nanya kapan elo bakal sukses kalo lo masih megang prinsip? anggap aja pertanyaan bodoh yg menguji adrenalin lo, dgn tegas lo jawab aja "jangan tanyakan kapan saya sukses! tanyalah pada diri anda. apa yang anda lakukan untuk mencapai kesuksesan"
lo cuma butuh kemauan, iyaaa kemauan! kemauan buat berubah kemauan untuk sukses. yeah you can.. YOU CAN !
~ yulia