Rabu, 02 Januari 2013

SENJAKU DI JIWAMU

Hatiku menggelisah, mengingat bayangan jiwa dalam tiap syair syair ungkapan kata dibisikan telinga. jelas terngiang merasuk dihati. mungkin aku tidak bisa mengembalikan cerita hari itu, cukup hanya mengingat tawa dan senyuman sesaat kita saling bercerita tentang hari esok. memang indah itu takkan abadi, bahagia juga takkan selamanya. masih banyak rintangan yang harus dilewati. terlalu lemah untukku melewati sesakan buaian kata kata yang kau bisikkan.

Sekarang, tenggelamnya duniaku didalam cahayamu, bukan berarti aku tidak mampu mengusik diri, melewati batas asa kehidupan. aku berdiri, berjalan lurus mencari kelonggaran hati yang dapat memupuk jiwa. menguatkan diri mengenal arti kesabaran. mencari jawaban diri yang hanyut dalam kekosongan hati.

Percakapan itu, kau masih ingat? dengan keseriusan hati kau rangkai syair syair kekagumanmu terhadapku, seolah aku adalah wanita istimewa dalam hidupmu. meraih kata meyakinkan hati demi sebuah status? rasa suka kau anggap cinta? kau hempaskan goresan hati menjadi luka berbekas. aku dan kau adalah kita? syair yang mana lagi yang tak pernah kau ungkap?

Menenggelamkan jiwaku dalam buaian syair hanya dalam waktu sekejap. kau takkan mampu, takkan sanggup mempercayai aku ada. semua ungkapan yang memutar otak, seolah memberikan takdir kehidupan yang nyata. mencabik luka meresapi kekhayalan yang tak bisa diungkap.

Ditikam ribuan makna dalam satu syair, dikuasai kesunyian hati mengiang kalbu, terlalu panjang langkah untuk merangkainya. jiwa takkan sanggup melepaskannya, pilihan pilihan rasa yang menggungah keinginan melawannya dalam keegoisan hati. kita takkan sanggup bertahan, ketika waktumu habis untuk dunia yang berbeda, lalu apa itu cinta?

Jangan pergi, hati ingin menjerit sekedar mengungkapkannya. tapi kegengsian dalam pikiran tak mampu menopangnya. aku diam, dan bertahan dalam kesesakan hati yang tak terungkap. Bertahanlah, kelak kita akan menjalani semua konsep waktu yang telah kita rancang. Bagaimanapun aku tidak bisa menghentikan langkah untuk terus menujumu. Persepsi diri terus menopang keabaadian yang dipikirkan. Keyakinan kita akan ini, kita masih bisa melanjutkannya.

~Kelak kamu akan mengerti, akulah yang terbaik.

;;

By :
Free Blog Templates