Jumat, 26 Oktober 2012

Cintamu Seperti Debu

Tangisannya menjadi-jadi, aku sudah berusaha menenangkannya tapi percuma. Dia sangat terpuruk ketika itu, sambil mengotak atik handphone dia terus bercerita, meluapkan emosinya dan berteriak. Dia butuh motivasi, dia butuh diperhatikan. Dia terus melanjutkan cerita dan sesekali tertawa mengingat kisah lamanya.

Aku dia dan pria yang diceritakan itu, kita baru kenal sebulan yang lalu, kami Mahasiswa baru disebuah Institut dan kebetulan aku dia dan pria itu sekelas, wah memang sangat kebetulan. Tuhan memang sudah merencanakan sesuatu tanpa kita tau sebelumnya. Wanita itu menatapku dengan tatapan tajamnya seperti mengawasi ku dari tadi. Matanya berbinar seakan memandangku penuh kebencian seolah olah aku adalah pria itu.

Kenapa harus seperti ini? seperti ada penyesalan disetiap huruf yang diucapkannya. Kepada siapa aku harus marah? Apakah aku harus menyalahkan Tuhan? Tuhan yang mana yang disalahkan? Dia terus menyalahkan sesuatu yang tidak harus disalahkan. Menyesali diri kenapa harus begini.

Apalagi yang disesali? Semuanya sudah berlalu, kita gak akan bisa mengembalikan keadaan ini teman, ini pengalaman untukmu. ini cerita hidup tentang pendewasaan hidup. Tuhan sangat baik, dia menjadikanmu lebih baik dari dia, jangan sesali jangan terpuruk. Bangkit teman! kita selalu ada didekatmu, kita ada untukmu.

Apalagi yang kau harapkan dari pria itu? dia hanya debu-debu yang bertebangan mengikuti arah angin, dia hanya debu yang mengotori. Dia tidak lebih baik dari mu. Apalagi yang disesali? Apalagi? Dunia tidak akan berhenti sampai disini, perjalanan kita masih panjang, kau seperti bunga yang harum ditengah taman-taman yang indah. Kau sangat beruntung sebenarnya, jangan larut dalam keterpurukan ini. Apalagi yang kau tunggu? bangkit!

Memang, awalnya begitu indah, dibuai syair syair cintanya. Pria itu gak baik untukmu, dia sosok orang yang tidak berpendirian! dia jadikan kamu sebagai pelampiasan cintanya setelah dikhianati seseorang yang pernah dia sayangi, nyatanya kau disia-siakan begitu saja. Dia tidak baik untukmu, berulang kali aku mengatakan itu, tapi cintamu menghiraukan semuanya, kau tinggikan dia, kau cintai dia yang tidak mencintaimu. Apakah dia peduli dengan keterpurukan kau sekarang? sudah, hapus debu-debu itu dari dirimu.

Percaya kau akan lebih baik tanpanya, berdiri! jangan menoleh kebelakang, berjalanlah lurus kedepan dan kau akan bahagia teman.

Cintamu seperti debu
tenggelamkanku dalam buaianmu, apa yang kau inginkan? dimana hati nuranimu?



Kamis, 25 Oktober 2012

APA?

Aku masih mencuri pandangan ketika itu, lewat didepannya menolehkan mata kearah berlawanan tapi tetap merasakan dia ada didekatku. Pria itu memang dingin, dia juga melakukan hal sebaliknya. Aku sudah tau hal itu. lama sebelum aku dekat dengannya.

Rasanya terjadi begitu cepat, disuatu tempat ketika itu aku sedang dalam masa-masa OSPEK dikampus baruku. Aku sangat takut ketika itu, ospek dikampus ini memang sangat keras, aku belum terbiasa dengan hal ini. Sesekali airmata ku jatuh begitu saja, aku masih belum bisa menyesuaikan diri dengan kata-kata ditempat ini.

Pria dingin itu mendekati aku, tanpa basa basi dia langsung saja mengungkapkan rasa, aku terpelongo sesaat itu, aku takut!
***

;;

By :
Free Blog Templates