Rabu, 11 Februari 2015
MARIA ZAITUN
SINOPSIS:
Kehidupan memang tak selalu diatas
angin, terbang setinggi mungkin menggapai kebahagian. Saat kita terjatuh, angin
takkan mampu membawa kita terbang kembali. Ketika kita memulainya dengan hal
yang buruk, tentunya akan menuai hal yang buruk pula. Sebuah pelajaran hidup
yang merupakan nilai-nilai kehidupan sosial dikalangan masyarakat. Demi
kelangsungan kehidupan yang akan datang, apapun akan dilakukan untuk menggapainya,
walaupun kadang sore tak sejalan dengan malam, kita takkan mampu mengingkari,
enggan sekedar merubah keadaan agar lebih baik, terjerat dalam kekosongan jiwa
yang tak mampu merubah takdir. Bagaimana kebahagian akan datang? Sedangkan
dunia enggan menyapaku, takdir menghantui jalan, kematian mengikuti seolah hari
ini akan berakhir.
Saya Maria Zaitun, berdiri dibalik
kehancuran yang melekat dijiwa, bersembunyi dan meraih kembali kebahagian yang
terenggut oleh harapan yang semu. Dibuang seakan sampah yang tak berarti,
dihina dalam kegaduhan yang menjerat masalalu. Berusaha melewati batas asa
dibalik kegelimangan yang menelan kembali aqidah kehidupan duniawi. Tapi
dicampakkan lagi karna kekotoran jiwa yang tak sanggup membendung kehancuran
diri. Maria Zaitun
namaku. Pelacur yang sengsara. Kurang cantik dan agak tua.
Zumaikha : Maria,
diluar ada tamu yang menunggumu, dandan yang cantik dan jangan lupa pakai baju
merah yang kuberikan kemarin. Dan satu hal lagi, jangan mengecewakannya.
Maria : Hari ini boleh aku istirahat saja bu?
(maria keluar dari kamar dan mukanya pucat)
Zumaikha : Apa
katamu? Istirahat? Enak saja, teman-temanmu pada kerja kamu malah meminta untuk
istirahat.
Maria : Badanku tidak enak bu, sekarang aku butuh
istirahat.
Zumaikha : Oh,
hari ini kamu tetap akan kerja maria. Cepat kau bergegas, pakai baju merah itu.
Cepat maria ( dengan kesalnya simajikan memaksa maria )
Maria : Maaf bu, aku sungguh tidak kuat.
Zumaikha : Demam
sedikit saja kau sudah mengeluh? (berjalan kekamar dan mengambil baju merah)
ini bajumu, lekas ganti bajumu dan dandan yang cantik.
Maria : ( berdiri dan berjalan ke kamar, baru
beberapa langkah maria berhenti ) aduh, kepalaku, oh. Sakit.
Zumaikha : Maria,
kau jangan sok akting didepanku. Sakit sedikit saja kau tidak mau bekerja.
Beberapa hari ini kulihat kau tidak menghasilkan uang, sia-sia aku
menopangkanmu tempatku ini kalau kau hanya tidur dan makan saja. Sekarang,
cepat kau ganti baju dan kau temui tamu diluar. Sudah dari tadi dia menunggu.
Maria : iya bu (
terbata-bata )
Sembari menunggu maria bersiap-siap, sang majikanpun
menghampiri tamu dengan membawa minuman. Diruang tamu dengan 2 kursi dan 1
meja. Ruangan kecil yang disebut rumah pelacuran.
Zumaikha : Maaf
kau lama menunggu, maria sedang berdandan, sebentar lagi dia akan selesai. Oh,
minum dulu ( majikan memberikan minuman
kepada tamu )
Brolito : Ah, aku tidak butuh minuman. ( menyingkirkan minuman dari majikan )
kenapa maria lama sekali? Sedari tadi aku menunggu.
Zumaikha : (
panik dan memanggil maria ) Maria, Maria. Lama sekali kau dandan. Hmm tunggu
sebentar ya, biar aku ke kamarnya. ( majikan tergesa-gesa kekamar maria )
Dengan
kesalnya, sembari menunggu maria datang tamu mengomel- ngomel sendiri.
Brolito : Sudah 30 menit pula aku menunggu disini,
kalau bukan karna aku butuh aku tidak akan mau menunggu lama. Cukuplah ini yang
terakhir aku berlangganan ditempat ini. Sia-sia saja, aku juga yang rugi.
Apalagi si maria itu, umurnya pun sudah mulai 40. Tidak seperti dulu lagi,
tidak sekuat dulu. Tapi apa boleh buat (
sang tamu pun berhenti berbicara seketika, majikan rumah pelacur itu datang
dengan muka kesal dan marah )
Zumaikha : Maria
sepertinya sedang sakit. Hmm bagaimana kalau kau dilayani oleh yang lain saja,
masih banyak yang muda-muda disini. Lebih hebat dari Maria.
Brolito : Sialan, dari tadi aku menunggu disini dan
yang aku tunggu pun tidak ada. Ya sudah, jangan lama-lama, antarkan saja aku
kepada wanita cantik yang kau bilang barusan.
Zumaikha : Ayo,
aku antarkan kau padanya
Zumaikha dan
Brolitopun beranjak pergi menuju kamar rumah pelacuran itu.
ADEGAN II
Maria yang tidur di kamarnya dihampiri oleh Zumaikha
majikannya. Maria Zaitun pucat, Zumaikha mengusir Maria. Maria pergi dari rumah
pelacuran itu tanpa koper. Tak ada lagi miliknya. Teman-temannya membuang muka.
Sempoyongan ia berjalan, badannya demam, sipilis membakar tubuhnya. Penuh borok
di klangkang, di leher, di ketiak, dan di susunya. Matanya merah, bibirnya
kering, gusinya berdarah, sakit jantungnya kambuh pula.
Zumaikha : Sudah
dua minggu kamu berbaring. Sakitmu makin menjadi. Kamu tak lagi hasilkan uang. Malahan kepadaku kamu
berhutang. Ini biaya melulu. Aku tak kuat lagi.
Maria : Kalau bisa sehat sekarang, aku juga mau
sehat bu. Aku tidak mau sakit seperti ini, selalu merepotkan dan merugikan ibu.
Tapi penyakit ini datang tanpa di harapkan
Zumaikha : Sudahlah
maria, kau tidak usah berbasa-basi ngomong ini itu agar aku kasihan dan peduli
padamu.
Maria : Tidak bu, aku tidak bermaksud seperti yang
ibu pikirkan
Zumaikha : Lantas
apa maria?
Maria : Sudahkah ibu tau? Aku kena penyakit raja
singa bu ( maria terbata-bata )
Zumaikha : Apa
maria? ( Zumaikha masih tidak percaya )
Maria : Aku kena penyakit raja singa bu.
Zumaikha : Hah,
ulangi sekali lagi, aku tidak percaya
Maria : Aku kena penyakit raja singa bu ( suara maria sedikit mengeras )
Zumaikha : Astaga,
kau tidak sedang bercanda maria? (
zumaikha kaget, masih tidak percaya dengan ucapan maria )
Maria : (
maria menangis terisak-isak ) Sudah lama aku terserang penyakit raja singa
ini bu, berulang kali aku ke rumah sakit untuk berobat. Tapi mereka tidak bisa
berbuat apa-apa lagi. Penyakit ini tidak bisa di sembuhkan
Zumaikha : Maria,
aku tidak menyangka sama sekali kau mengidap penyakit raja singa. Penyakit ini
sangat berbahaya untuk pelanggan-pelanggan disini maria. Seperti nya kau
Maria : Tidak bisa bekerja disini lagi? Aku tau
itu bu, aku tidak akan bisa melayani tamu-tamu mu. Tapi setidaknya aku butuh
tumpangan untuk tinggal disini sampai ajal menjemputku bu. Menunggu malaikat
penyabut nyawa menyapaku dan membawaku ke alam yang berbeda. Menikmati setiap
ketenangan hidup yang tercampakkan angan-angan kebahagian, berharap ini semua
tidak akan teringat kembali ketika 2 malaikat mendatangiku dan menghakimi
perbuatanku selama disini. Sekarang, aku bernafas tanpa tujuan hidup yang
jelas, kesemuan harapan-harapan yang di janjikan musnah. Aku tidak berarti
apa-apa
Zumaikha : ( mendekati maria, zumaikha mencium bau
tidak enak dari tubuh maria. Dia menutup hidungnya menghindari bau tidak sedap
itu ) Maria, aku mengerti dengan perasaanmu sekarang. Tapi kau tidak
mungkin tetap tinggal disini maria. Kau tidak bisa menghasilkan uang, sedangkan
kau harus makan, berobat. Hutangmu saja belum kau bayar padaku maria. Maaf
maria, aku tidak bisa membatumu dalam masalah ini
Maria : Aku
mohon sekali ini saja bu, aku tidak tau harus kemana lagi kalau aku pergi dari
tempat ini. Aku tidak punya siapa-siapa bu. Aku hanya bertahan hidup sendiri.
Ku mohon biarkan aku tetap tinggal disini bu
Zumaikha : Tidak
maria, kalau sampai pelanggan-pelangganku tau kamu mengidap penyakit raja
singa. Mereka tidak akan kesini lagi. Maaf maria. Kau harus pergi sekarang
Maria : Tapi bu, dengan keadaan aku seperti ini
sekarang, aku tidak sanggup untuk keluar dan mencari tempat tinggal. Sepersen
uangpun aku tidak ada, tubuhku juga tidak sanggup menerima cuaca diluar bu (suara maria terbata-bata)
Zumaikha : Alasanmu
saja, aku tidak sanggup lagi menopangkanmu tempat tinggal maria, apalagi dengan
penyakitmu ini. Hutangmu saja belum kau bayar padaku, sekarang kau meminta
tempat tinggal
Maria : Aku tau aku tidak bisa berbuat apa-apa
lagi bu, akupun sudah tidak sanggup mencari uang dan melayani tamu-tamu mu. Aku
sudah tidak berguna lagi. Aku mohon bu, biarkan aku tetap tinggal disini sampai
ajal menjemputku
Zumaikha : Kau
tak perlu membicarakan kematianmu, aku tak peduli maria! Sekarang kau pergi dan
jangan kembali lagi ketempat ini
Maria : (tidak
sanggup lagi membendung kesedihannya, tanpa sepatah katapun maria langsung
meninggalkan rumah pelacur itu)
ADEGAN III
Maria keluar dari rumah pelacuran itu, dengan tangis
yang menjadi-jadi maria berjalan sendirian. Tanpa koper, tak ada lagi miliknya.
Teman-temannya membuang muka. Sempoyongan ia berjalan, badannya demam, sipilis
membakar tubuhnya, penuh borok di klangkang, di leher, di ketiak dan di
susunya. Matanya merah, bibirnya kering, gusinya berdarah, sakit jantungnya
kambuh pula. Maria pergi kerumah sakit. Semua pasien dirumah sakit menutup
hidungnya dan menjauh dari maria karna bau dan keadaan maria yang menjijikkan.
Dokterpun memanggilnya.
Dokter : Kau
yang berdiri diujung sana (menunjuk
maria) silahkan masuk
Maria : Terima kasih dokter,
Maria : Terima kasih dokter,
Dokter : Hutangmu
sudah banyak padaku maria
Maria : Ya,
aku masih ingat.
Dokter : Sekarang
uangmu berapa?
Maria : Tidak
ada sepersenpun dokter
Dokter : Sekarang
buka bajumu maria
Maria : (maria kesakitan waktu membuka baju
sebab bajunya lekat di borok ketiaknya)
Dokter : Cukup maria (dokter pun tidak jadi memeriksa maria, dan mengambil obat didalam
lemari) ini injeksi vitamin c (memberikannya
kepada maria) maria, kau cukup meminum obat ini, karena aku tau kau tidak
akan sanggup membeli obat Salvarzan karena obat ini sangatlah mahal yang di import
dari luar negeri.
Maria : Bagaimana dengan penyakit raja singa yang
aku derita dokter? Obat ini takkan berpengaruh dengan penyakitku (raut wajah maria sangat sedih, hanya diberi
injeksi vitamin C. Sama saja dengan bohong kalalu meminum obat ini)
Dokter : Maria, penyakit raja singa yang kau
derita sekarang tidak bisa di sembuhkan lagi. Berdoalah kepada Tuhan, semoga
penyakitmu lekas hilang
Maria : (maria
ketakutan, harapannya untuk sembuh sudah tidak ada, tapi maria tetap bersikeras
melawannya) Tidak dokter, penyakit ini masih bisa di sembuhkan
Dokter : Kau tau betapa parahnya penyakit raja
singa ini? Sampai sekarang penyakit ini belum ditemukan obatnya maria.
Maria : Tolong dokter, penyakit ini pasti bisa
disembuhkan
Dokter : Sudahlah maria, sekarang kau pulang
saja. Berdoa kepada Tuhan Yesus agar diberi kesembuhan
Maria : Pulang? Aku tidak mempunyai tempat
tinggal, aku bahkan tidak memiliki apa-apa selain baju yang ku pakai sekarang
Dokter : Maaf maria, pasien ku sudah antri menunggu
diluar sana. Sebaiknya kau keluar sekarang sebelum mereka marah karena lama
menunggu
Maria : Iya dokter, maaf menggagu (maria sedih dan keluar dari ruangan kerja
dokter itu)
ADEGAN IV
Maria terus berjalan tanpa arah, luntang lantung
dijalan. Matahari masih dipuncak. Maria Zaitun berjalan tanpa sepatu dan aspal
jalan yang jelek mutunya lumer di bawah kakinya.
Maria berjalan menuju gereja.
Maria berjalan menuju gereja.
Koster : (memandangi
maria dari atas hingga bawah, merasa aneh dengan kedatangan maria) kau mau
apa? Pastor sedang makan siang.
Maria : Aku
ingin bertemu denganmu
Koster : (koster
meneliti tubuhnya yang kotor dan berbau) Asal tinggal di luar, kamu boleh
tunggu. Aku lihat apa pastor mau terima kamu
Maria : Iya, terima kasih
Maria menunggu sambil blingsatan dan kepanasan. Ada
satu jam baru pastor datang kepadanya.
Pastor : Kau
perlu apa? (bau anggur di mulutnya)
Maria : Mau
mengaku dosa
Pastor : Tapi
ini bukan jam bicara
Maria : Sudah
1 jam aku menunggumu disini, berdiri dibawah terik matahari dengan keadaan
lemah begini
Pastor : Ya,
tapi ini waktu aku untuk berdo’a
Maria : Ajalku
sudah dekat (mengiba)
Pastor : Kau
sakit?
Maria : Ya,
aku kena raja singa
Pastor : Apa?
(kaget, pastor mundur 2 langkah. Mukanya
mungkret) Apa pekerjaanmu (pastor
berbicara dengan terbata-bata)
Maria : (maria menunduk dan terdiam, dia malu)
Pastor : Apa
kau kupu-kupu malam?
Maria : Ya,
aku pelacur
Pastor : Sontro
Petrus, tapi kau khatolik!
Maria : Ya,
Santro Petrus!
Suasanapun hening, mereka terdiam sejenak masih tidak
mengira-ngira.
Pastor : Kau
telah tergoda dosa
Maria : Tidak
tergoda, tapi terus-terusan melakukan dosa dalam kesadaran diriku.
Pastor : Kenapa
kau menjadi pelacur?
Maria : Hanya itu yang bisa aku lakukan untuk
menghidupi hidupku sendiri, terdesak kemiskinan dan gagal mencari kerja
Pastor : Setidaknya kau bisa berfikir lebih jauh
sebelum kau memilih jalan hidup sebagai pelacur. Sekarang kau tau akibatnya semua
yang kau lakukan jauh lebih buruk
Maria : Aku sudah memikirkan semuanya, tapi
tidak sampai sejauh ini. Kenapa aku bisa kena
penyakit raja singa Aku tak butuh tahu asal usul dosaku yang nyata hidupku
sudah gagal. Jiwaku kalut. Dan aku mau mati. Sekarang aku takut sekali. Aku
perlu Tuhan atau apa saja untuk menemaniku (dengan
suara yang tinggi maria meluapkan kegelimangan hatinya)
Pastor : Kau galak seperti macan betina,
barangkali kau akan gila. Tapi takkan mati. Kau tidak perlu pastor, yang kau
butuhkan sekarang hanya dokter jiwa
Maria : Tidak!
Aku tidak gila, kau yang gila
Maria pergi meninggalkan gereja itu dan meninggalkan
pastor yang kesal dengannya
Pastor : Semoga
Alah Tuhanku mengampuni dosanya
ADEGAN V
Matahari terus berjalan dan angin tetap tak ada. Maria
Zaitun bersijingkat di atas jalan yang terbakar. Tiba-tiba ketika nyebrang
jalan ia kepleset kotoran anjing. Maria tak jatuh tapi darah keluar dari borok
di klangkangnya dan meleleh ke kakinya. Seperti sapi tengah melahirkan ia
berjalan sambil mengangkang. Di dekat pasar maria berhenti, pandangnya
berkunang-kunang. Napasnya pendek-pendek, maria merasa lapar. Orang-orang pergi
menghindar. Lalu maria berjalan ke belakang satu retoran. Dari tong sampah ia
kumpulkan sisa makanan. Kemudian di bungkus hati-hati dengan daun pisang. Lalu
berjalan menuju sungai
Maria : (melihat kearah matahari, sangat panas) Bedebah!
Isa : Maria
Zaitun, engkau kah itu?
Maria : Ya,
(kaget) Siapakah namamu? (maria terus memandanginya, memberi isyarat
dalam sudut pandangnya. Ada bekas-bekas
luka di tubuh pahlawannya. Di lambung kiri, di dua tapak tangan dan di dua
tapak kaki) Aku tau siapa kau!
Isa : Ya,
sekarang ikutlah denganku. Tutup matamu
Maria menutup matanya dan terbaring terbujur kaku. Isa
duduk disampingnya dan tersenyum melihat maria telah pergi dengan tenang.
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar